Untuk obat kuat yang diminum, misalnya viagra, banyak yang palsu atau bajakan. Seperti yang Anda tahu, banyak obat atau jamu bajakan mengandung bahan kimia berbahaya yang bisa merusak hati dan ginjal.
Mengkonsumsi obat-obatan secara terus-menerus atau dalam waktu yang lama terbukti menyebabkan efek samping buruk bagi kesehatan tubuh. Salah satu buktinya adalah teman kami yang penisnya menjadi impotensi (tidak bisa ereksi) karena minum obat kuat berlebihan.
Kami telah mencoba banyak jenis jamu, ramuan, bahkan memakan bagian tubuh dari suatu binatang yang konon bisa menambah kejantanan. Kami telah membuktikan sendiri bahwa semua itu hanyalah mitos yang tidak terbukti.
Kami juga sudah mencoba minyak yang diambil dari binatang tertentu untuk dioleskan di penis sebagai terapi kejantanan, namun hasilnya tidak bisa kami rasakan.
Kami sempat mendapatkan obat kuat yang bagus dari Amerika dan Arab, namun harganya mahal sekali, sehingga tidak ekonomis untuk orang Indonesia.
Oleh karena itu, kami mencoba mencari solusi kejantanan yang efektif, praktis, aman dan lebih murah. Kami mengunjungi perpustakaan untuk mencari literatur kuno tentang ramuan anti ejakulasi dini, kami juga membeli puluhan buku khusus tentang seks untuk menambah wawasan, dan kami juga mengunjungi beberapa pakar pengobatan tradisional untuk mendapatkan resep.
Setelah lebih dari 2 tahun melakukan pencarian dan uji coba pribadi yang menghabiskan biaya cukup besar, akhirnya pada bulan Mei 2010, kami menemukan resep ramuan herbal anti ejakulasi dini yang selama ini kami impikan. Ramuan ini bukan untuk diminum, melainkan untuk dioles di penis. Dengan ramuan ini, seorang pria bisa bersenggama selama 30 menit sampai 2 jam tanpa keluar sperma.
Ramuan ini bisa kami buat sendiri dengan bahan-bahan alami yang ada di Indonesia. Oleh karena itu, harganya menjadi sangat murah. Ramuan hasil racikan kami sendiri inilah yang kemudian kami namakan Licengsui. Saat ini, Licengsui dibuat dengan pengawasan seorang Herbalist yang telah mendapatkan STPT Dinas Kesehatan No. 446/0232/11.25/2011